Psikologi Komunikasi Dakwah

19:59:00 Multimedia Education 0 Comments



Apa sih maksud dari Psikologi Komunikasi Dakwah itu? Emang penting ya? Buat apa?
Nah, saat ini saya akan membahas dulu apa itu Psikologi Komunikasi Dakwah sebelum masuk ke seluk beluk yang lainnya. Mempelajari ilmu psikologi komunikasi itu banyak manfaatnya dan ada kalanya menjadi mutlak untuk meningkatkan kualitas hidup manusia itu sendiri, baik sebagai makhluk individu dll.  Dalam disiplin ilmu Komunikasi Abad ke-15 mengasilkan 4 ilmuan yang terkenal dengan hasil pemikiran masing-masing tentang komunikasi, yakni Corax-rethoric, Plato-rasa,akal, kehendak, Aristoteles-orasi politik, Cicero-public speaking.
Kemudian, Psikologi Komunikasi Dakwah itu sendiri  dapat didefinisikan sebagai ilmu yang menguraikan, memprediksi , behavioral dalam komunikasi dan mengendalikan sifat mental. Jadi, Komunikasi tersebut tidak lagi bebas seperti komunikasi-komunikasi pada umumnya, akan tetapi sudah dikendalikan dan dikondisikan untuk tujuan-tujuan dakwah “Amal Ma’ruf Nahi Munkar”. Dalam Komunikasi tersebut melibatkan 2 peranan :
1.       Usaha sadar/ disengaja. Dalam hal ini berarti ada tujuan yang ingin di capai.
2.       Dakwah, dakwah merupakan aktivitas yang berorientasi pada tujuan/ aktivitas yang bersifat teologis.
Dalam sebuah Psikologi Komunikasi Dakwah mempunyai 4 unsur fundamental, dalam ke empat unsur ini dapat kita gunakan sebagai landasan dalam menjalankan sebuah dakwah tersebut agar dapat tercapai sesuai keinginan kita dalam mewujudkan sebuah tujuan dakwah. Ke empat unsur tersebut seperti di bawah ini:



Dengan menerapkan ke empat unsur diatas akan membuat komunikasi kita dapat dikatakan berhasil, jika sudah dapat mencapai To Move Audience to Action. Namun sebenarnya ada sebuah kunci dalam membuat komunikasi kita mencapai titik keberhasilan, antara lain :
1.       Pembicaraan tidak sekedar dipahami
2.       Pembicaraan tidak sekedar “asal” atau “yang penting” disampaikan
3.       Pembicaraan mengarah kepada bagaimana orang paham atau tidaknya
4.       Pembicaraan tidak sekedar menarik tetapi harus memikat

0 komentar: